Thursday, December 22, 2011

Meraih hidayah Allah SWT...


Bismillahirrrahmanirrahim....

Alhamdulillah setinggi kesyukuran dipanjatkan kehadrat Allah, kerana masih diberi kesempatan oleh Allah untuk meneruskan lagi sisa-sisa dan saki baki kehidupan ini, untuk terus kita dapat memperbaiki diri kita meningkatkan hubungan kita dengan Allah SWT, meningkatkan amal kita untuk kita bawa sebagai bekalan kita untuk kembali pada Allah SWT. Allah SWT masih lagi memberikan kita peluang untuk terus hidup, syukur padaNya, bukan untuk kita ambil mudah sahaja kita lalui jalan hidup ini sebagaimana kita suka....tapi kita kena lalui hidup ini sebagaimana yang Allah suka. Perlunya kita korbankan kesukaan hati kita untuk mendapatkan kesukaan Allah. Kita ini adalah hamba milikNya, maka sewajarnyalah kita perlu tunduk dan patuh kepada apa yang Allah perintahkan.  InsyaAllah,  semua itu adalah untuk manfaat kita juga kerana Allah tidak menjadikan setiap sesuatu itu dengan sia-sia....

Perlunya kita sentiasa memohon taufik dan hidayah dari Allah  ketika menelusuri kehidupan ini....kerana kita ini adalah manusia yang serba serbi lemah....kita tidak dapat menjangkau lebih dari apa yang tersembunyi dari kita! Manusia yang tiada mendapat taufik dan hidayahNya umpama orang  yang berjalan dalam kegelapan malam, setiap langkah yang diatur begitu cemas sekali penuh keraguan kerana ia tidak nampak apa yang ada di hadapannya. Dia meraba-raba dalam perjalanan, takut, cemas, tidak tenteram...takut terjatuh lubang , tersepak tunggul kayu dan macam-macam perkara bermain dalam fikiran. Hidupnya dalam kelemasan sebab tidak nampak jalan mana yang harus diikuti!

Orang yang tidak mendapat hidayah Allah ini walaupun kaya banyak harta, pangkat tinggi, gedung besar.....hidupnya tidak tenteram, malah menderita. Walau semakin kaya, semakin derita kerana banyak perkara dan barang yang harus dijagai, tak kurang juga takut pada perompak dan penyamun yang sentiasa mencari peluang. 

Begitu juga orang yang tidak mendapat hidayah Allah, akan mengejar pangkat , gelaran dan kemuliaan dunia. Seluruh hidupnya digunakan untuk tujuan ini sedangkan harta, gelaran, pangkat dan kemuliaan sebenarnya tidak berguna baginya untuk meraih hidayahNya.  Bagi orang yang jauh dari Allah, jauh dari al-Quran, jauh dari Islam, apa yang   Allah berikan kepadanya pasti akan membuat dirinya hina, tidak berguna dan menyusahkan dirinya. Hidupnya akan jadi tunggang langgang, tiada ketenangan.  Dia tidak tahu untuk apakah semua yang ada dalam hidupnya. Jiwanya terasa begitu kosong walaupun dia sudah ada segalanya!

Sebaliknya orang yang mendapat hidayah Allah SWT ini, ia berjalan di atas laluan yang terang benderang. Mantap dan yakinnya setiap langkah yang diatur menuju matlamat yang satu.  Matlamat mencari keredaan Allah!  Walaupun banyak rintangan dan ujian yang terpaksa dilalui dalam hidup dia dapat melepasinya dengan bantuan dan hidayahNya. Hatinya sentiasa terpaut erat dengan Allah dalam segenap suasana , susah senang kehidupan ini, tidak menjadikannya lalai dan leka!  Malah dapat meningkatkan lagi hubungannya dengan Allah.

Sama-samalah kita renungi ayat al-Quran surah Asy-Syams : 8-10 yang bermaksud....
" Dan Allah telah mengilhamkan kepada jiwa itu(jalan) kefasiqan dan ketakwaan. Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan (jiwa) dan sungguh rugilah orang yang mengotorinya."

Jadi sebenarnya Allah telah memberikan kita pilihan untuk mengikuti jalan-jalan ini samada jalan takwa yang dipenuhi dengan hidayahNya atau jalan fasik yang menyesatkan dan mengotori  jiwa manusia.  Kita perlu sebenar mengikuti jalan takwa ini, kena kawal nafsu diri supaya tidak terjebak kejalan yang fasik. Allah beri kita kemampuan untuk memilih.......  Namun jika tersalah pilih jalan, maka rugi dan deritalah akibatnya.  Adakah itu yang kita kehendaki dalam hidup ini? 

Tiada siapa yang mau hidup derita di dunia....semuanya menginginkan kebahagiaan.  Namun kebahagiaan hakiki itu bukanlah terletak pada kekayaan yang melimpah ruah, harta, gelaran dan pangkat.....betapa ramai orang yang kaya didunia, tapi masih rasa kosong tidak bahagia. malah mereka mencari-cari arti kebahagiaan itu....namun hampa tidak diperolehi! Kebahagiaan bukan ukuran materialistik!

Jadi sebagai manusia lemah yang sangat perlukan bimbingan , hidayah Allah itu cukup penting kita raih dan mohon dariNya.  Kita perlulah mengikuti petunjuk jalan yang lurus yang terdapat dalam  Al-Quran supaya Allah menambahkan lagi hidayahNya pada kita, insyaAllah. Bila kita inginkan Allah menunjuki kita di atas jalanNya, perlunya ada keikhlasan hati dan bersungguh-sungguh mencari hidayah Allah. Caranya kita bersihkan jiwa kita, proseskan dan tarbiyah hati kita, dekati Islam dan Al-Quran, banyak bermunajat padaNya, lakukan amal soleh dan jauhi maksiat dalam diri......bukan hanya setakat menadah tangan mohon hidayah petunjukNya tapi diri masih bergelumang dengan maksiat, sikap acuh tak acuh dalam agama......!   

Firman Allah dalam surah Al-Ankabut ayat 69  yang bermaksud...
" Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, maka akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.  Dan sesungguhnya Allah bersama dengan orang yang berbuat baik."

Jadi,  soal hidayah bukan masalahnya, tapi perlunya ada kesungguhan diri dalam mencari hidayah Allah ini secara istiqamah disamping banyak memanjatkan doa padaNya supaya ditetapkan hati dalam iman dan Islam setelah mendapat cahaya hidayahNya. Usaha sebenarnya adalah muqaddimmah kepada hidayah Allah!

Langkah awal untuk mencari hidayahNya adalah dengan terus istiqamah mencari dan meningkatkan  ilmu sekuatnya, iaitu ilmu yang dapat meningkatkan hubungan dengan Allah SWT. Jadi, tiada hari yang dilalui bagi kita tanpa mencari ilmu, tiada hari juga tanpa bertambah amal dan tiada hari bagi kita kecuali kita membersihkan hati kita. InsyaAllah bila bertambahnya ilmu, maka bertambahnya iman, bila bertambahnya iman maka bertambah pula amal,  maka semakin tenanglah jiwa kita kerana hidayah dan cahaya  Illahi menerangi jiwa kita.

InsyaAllah, mudah-mudahan ilmu yang di amalkan menjadi ilmu yang bermanfaat untuk diri, keluarga dan masyarakat. Dengan keikhlasan untuk beramal dengan ilmu  tadi, maka tetaplah kita atas hidayahNya, dimana hidayah ini merupakan nikmat yang mahal dari Allah yang diberikan kepada hambaNya yang terpilih.  Jadi, kita jagailah hidayahNya dengan terus istiqamah beramal diatas jalanNya yang lurus.

Rujukan
Mencari ketenangan jiwa
KH Aa Gym

Saturday, December 10, 2011

Hisablah diri sebelum diri dihisabkan......!!



Bismillahirrahmaanirrahim....

Pada hari yang sukar itu (Hari Kiamat) dimana alam in akan hancur berantakan, sama-samalah kita renungkan ayat Al-Quran Surah Al-Haj (2) yang bermaksud...

" Lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kamu lihat manusia mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu keras."

Di hari itu anak-anak kecil beruban dan manusia yang paling suci, para nabi dan rasul akan berseru dengan suara yang  hiba..." Ya Allah selamatkan aku, selamatkan aku....." Bumi akan terbelah, langit akan pecah, bintang jatuh berguguran dan sistem perjalanan alam tidak lagi normal. Kemudian manusia akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang dan tidak berkhitan, masing-masing sibuk dengan hal diri sendiri, semuanya akan dikumpulkan di atas satu daratan. Pada hari itu matahari sejengkal dari  kepala, badan manusia dipenuhi keringat ; keringat yang menembus bumi sedalam tujuh puluh hasta dan membaluti tubuh sehingga ketelinga!!

Pada hari itu manusia dihisab dengan teliti oleh Allah yang Maha Teliti akan apa yang kita kerjakan diatas muka bumi semasa hayat kita. Tiada satupun yang tertinggal malah semuanya tercatat dalm buku catatan amal kita sehingga manusia sungguh terkejut dan berkata....

"Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar melainkan mencatat semuanya? (surah Al-Kahfi:49)

Amalan sebesar zarrah pun kelak akan ditanyakan oleh Allah seperti dalam firmannya.....
"Sesiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun niscaya ia akan melihat (balasannya). Dan siap yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasannya)pula."  (Surah Al-Zalzalah :7-8)

Itulah realitinya yang pasti akan berlaku dan dilalui oleh setiap diri yang bernama manusia. Tidak dapat lari darinya. Begitu telitinya Allah menghisab setiap amal sehingga sekecil-kecil amal manusia pun pasti diperlihatkan! Adakah kita sudah membuat persediaan menghadapinya? Telitikah kita dalam melaksanakan urusan kehidupan seharian kita....agar ia benar-benar menepati syariat Allah? 

Sama-sama pula kita renungi hadith Rasul ini yang bermaksud.....
" Dan kaki seorang hamba tidak dapat bergerak pada Hari Kiamat, sehingga dia  ditanya tentang empat perkara.  Tentang umurnya, untuk apa ia digunakan.  Tentang ilmunya yang mana saja ia telah amalkan. Tentang hartanya, bagaimana ia mendapatkannya dan sekaligus digunakan untuk apa.  Dan tentang tubuhnya untuk apa ia manfaatkan. " (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)

Jadi, seluruh yang ada pada diri kita ini adalah amanah Allah, umur kita, ilmu kita , harta dan tubuh badan kita ini sewajarnya di pergunakan di atas jalan Allah.  Bagaimanakah jawapan kita nanti bila amanah ini tidak kita tunaikan sebaik-baiknnya? Pastinya kita tidak dapat menjawab untuk memberi alasan....alasan ketika itu sudah tidak diterima, yang pasti semua pancaindera kita malah kulit kita juga akan menjadi saksi atas segala perbuatan kita.  Tiada apa yang dapat kita sembunyikan nanti! Aduh! Boleh dibayangkan pemandangan yang sugguh gawat di Mahkamah Allah di hari hisab nanti! Penyesalan diri yang tidak ada tolok bandingnya......Nauzubillah!.

Tentang kesaksian organ dan pancaindera manusia dihari hisab itu, firman Allah dalam Surah Fushilat : 21 yang bermaksud....

" Dan mereka berkata kepada kulit mereka, "  Kenapa kamu menjadi saksi ke atas kami? Kulit mereka menjawab" Allah yang menjadikan segala sesuatu berbicara juga menjadikan kami berbicara."

Firman Allah juga dalam Surah An-Nuur :24 yang bermaksud....

"  Pada hari lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang telah mereka kerjakan."

Justru itu, bagi sesiapa yang ingin selamat di Hari Hisab dengan pelbagai pertanyaan dan kehinaan , sewajarnya mestilah menghisab diri sendiri di dunia sebelum dihisab di akhirat. Inilah yang di anjurkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman kepadanya seperti dalam firmanNya dalam Surah Al-Hasyr : 18 yang bermaksud...

" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang di perbuatkannya untuk hari esok(akhirat)."

Para sahabat generasi Islam yang pertama ini sangat memahami dan mendalami maksud ayat di atas.  Contohnya Saidina Umar Al Khattab  berkata kepada rakyatnya....

 "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang dan bersiap sedialah menghadapi Hari Kiamat." 

Generasi sahabat ini  mempunyai tradisi menghisab diri masing-masing kerana mendalamnya rasa takut mereka  pada hari Hisab Allah nanti. Amir bin Abdullah yang pernah melihat dan bersahabat dengan sahabat Rasulullah saw mengatakan bahawa para sahabat berkata kepadanya bahwa orang yang paling beriman pada Hari Kiamat adalah orang yang sering menghisab dirinya.   Begitu juga dengan para tabiin mereka juga mengikuti jejak langkah para sahabat  dalam menghisab diri.

Para sahabat dan para tabiin serta ulama Islam , mereka ini hidup dengan sentiasa muhasabah dan menghisab diri sendiri dan mereka rasa bahagia dengan kedalaman iman di hati mereka.  Mereka tahu apakah kehendak Allah keatas mereka dan mereka mempratikkannya dalam hidup.  Mereka merupakan Al-Quran yang bergerak kerana mereka menterjemahkan perintah Allah ini dalam hidup.   Seorang sahabat Rasul umpama seribu orang kita atau mungkin lebih lagi!  Jadi dengan kualiti diri sebeginilah mereka memperoleh kejayaan di dunia dan diakhirat.  Dunia berada ditangan mereka tapi tidak dihati mereka.!
  
Jadi, jika kita inginkan kejayaan seperti mereka, sebenarnya kita tiada pilihan melainkan mengikuti jejak langkah mereka.  Mereka mempunyai jiwa yang penuh persediaan untuk kembali pada Allah, sentiasa dahagakan peringatan dari Allah dan sangat teliti dalam melalui kehidupan mereka sebagai hamba Allah. Ketakwaan dan keimanan yang mendalam inilah punca kejayaan diri mereka sama ada di dunia ataupun akhirat.

Begitu juga untuk diri kita ini.....kena suburkan iman dan takwa dihati, taati Allah dalam segenap perkara, bertaubat padaNya selalu di atas salah silap kita.....rendahkan jiwa padaNya.  InsyaAllah, mudah-mudahan Allah akan mengembalikam semula kegemilangan Islam nanti kepada umat Islam! 
Amin, Ya Rabbal Alamin

Rujukan
Taujih Ruhiyyah
Abdul Hamid Al-Bilali

Friday, December 09, 2011

Reflleksi diri dihujung tahun yang akan berlalu......



Bismillahirrahmanirrahim....

Setinggi-tinggi kesyukuran di panjatkan kehadrat Allah swt kerana dengan izinNya, dapat ku meneruskan lagi sedikit perkongsian diblogku ini setelah beberapa minggu berhenti seketika.....walaupun cuti, sebenar sibuk dengan kerja-kerja rumah dan lain-lain perkara yang perlu diuruskan. Alhamdulillah akhirnya dapat juga ku duduk sebentar menulis , membuat refleksi diri di tahun baru hijrah ini, mudah-mudahan dapat sama-sama dimanfaatkan, insyaAllah ......

Ya, tahun baru hijrah telah bermula diikuti dengan tahun baru masihi yang akan datang tidak lama lagi.  Cepat sungguh masa  berlalu , tahun 2011 ini  akan meninggalkan kita, banyaknya kenangan suka duka, pahit manis seperti kehilangan orang tersayang yang telah pergi meninggalkan kita , dugaan hidup yang melanda diri dan macam-macam lagi.... seharusnya semua itu menjadikan kita lebih tabah, sabar, pasrah dalam kehidupan yang singkat ini. Itulah lumrah hidup....ia dimulai dengan tangisan, dicelahi dengan tangisan dan diakhiri dengan tangisan.....tangisan orang tersayang yang akan menghantar kita ke kubur bila tiba saat dan ketikanya!

Justru itu, perlunya kita berhenti sejenak, bermuhasabah diri kita ini......apakah yang telah kulakukan di tahun hijrah lepas, sejauhmana kah aku telah membuat sesuatu yang bermanfaat untuk diriku, keluargaku dan orang lain? Apakah yang telah ku perbuat untuk akhiratku seperti perbaiki diri tingkatkan amal soleh, perbaiki hubungan dengan Allah dan orang lain? 

Bermacam-macam persoalan seharusnya kita fikirkan di benak fikiran kita...supaya kita melalui tahun baru ini dengan penuh kesedaran bahawa sebenarnya banyaknya kelemahan diri yang kena perbaiki,  banyak lagi perkara yang harus di perbuat......... 

Perlunya kita memperbaharui taubat kita setiap masa dan ketika, membersihkan hati dari noda-noda dan dosa-dosa yang kita lakukan sama ada disedari atau tidak.....Kita panjatkan doa padaNya serendah-rendah hati dan jiwa kita ini yang banyak kelemahan yang selalunya kita lalai dan alpa. Kadang-kadang diri merasakan seolah-olah kematian itu masih jauh lagi dari kita, hanya menimpa orang lain. Tapi hakikatnya.....it is just around the corner, lurking and waiting!! So beware and be prepared!

Beginilah kita setiap tahun baru perlunya kita peringatkan diri sendiri selalu.....menelusuri kehidupan ini dengan penuh perhatian pada jalan-jalan kehidupan yang seharusnya kita ikuti agar ia tidak tergelencong dari jalan yang lurus...namun jika terjadi jua, perlunya cepat-cepat kembali bertaubat supaya hati ini sentiasa hidup dan sensitif dengan peringatan Allah. 

Perlunya sentiasa suburkan rasa takut dalam hati kita padaNya, takut berbuat dosa yang mana walaupun kita bersendirian, kita sentiasa dibawah pandangan 'mata" Allah.  Allah Maha melihat apa yang kita perbuat malah  Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di sudut dan didalam lubuk jiwa kita. Jadi bersihkan hati kita selalu, ikhlaskan niat kita, buangkan semua prasangka buruk dalam hati kita. Ingatlah manusia itu di nilai Allah bukan dari segi fizikalnya tapi dari segi hatinya yang sejahtera (Qalbu salim).

Selalulah kita panjatkan doa dari sudut jiwa kita ini, bahawa kita sangat-sangat berhajatkan Allah, berhajatkan petunjuk dan hidayahNya.  Tanpa hidayahNya terumbang ambinglah kita, hilanglah pedoman melalui liku-liku hidup ini. Sebenarnya kekuatan diri kita hanya bila bersama Allah yang Maha Kuat dan Maha Perkasa. Dialah satu-satunya tempat kita bergantung harap dalam hidup ini, tempat kita mengadu seluruh kesusahan diri dan hati kita......hanya Allah sahaja yang dapat membantu kita!  

Yakinilah di hati Allah mendengar segala rintihan masalah kita....Dia Maha pengasih Lagi Maha Penyayang, menyayangi kita melebihi sayangnya ibu pada kita!  Kita ini adalah ciptaanNya dan segala yang diciptakanNya di alam ini adalah untuk  kita manfaatkan!  Maka sejauhmanakah kesyukuran kita?  Cukup ke setakat mengucap Alhamdulillah? 

Sama-samalah  kita renungkan hadis Qudsi ini.......

" Barangsiapa yang berpagi-pagi di dalam keadaan dukacita terhadap dunia, tidak akan bertambah hampir kepada Allah melainkan bertambah jauh.  Tidak akan bertambah di dunia melainkan keletihan. Tidak akan bertambah di akhirat melainkan azab. Allah akan mencampakkan rasa dukacita yang berterusan, kesibukan yang tiada kerehatan, kefakiran yang tiada ada kekayaan dan angan-angan yang memanjang ke dalam hatinya....

Wahai anak Adam! Setiap hari umurmu akan berkurangan sedangkan engkau tidak menyedarinya. Setiap hari Aku memberi rezeki padamu tetapi engkau lupa untuk memujiKu. Tidak cukup bagimu terhadap apa-apa yang sedikit. Tidak pula engkau merasa puas dengan yang banyak.

Wahai anak Adam! Tidak ketinggalan suatu rezekipun melainkan datang dariKu rezeki untukmu, tapi pada malam harinya Aku didatangi malaikatKu mempersembahkan amalan kejahatanmu padaKu.  Kamu memakan rezekiKu kemudian kamu membalasi dengan melakukan kedurhakaanmu kepada Ku.

Kamu memohon kepadaKu lalu Aku perkenankan permohonan itu. Kebaikan dariKu sentiasa mengalir padamu dan kejahatan daipadamu sampai padaKu. Sesungguhnya Aku adalah sebaik-baik penolong bagimu dan engkau adalah sejahat-jahat hamba padaKu. 

Engkau tanggalkan daripadaKu apa-apa yang Aku berikan kepadamu. Aku tutupkan kejahatan demi kejahatanmu. Aku malu terhadapmu tetapi engaku tidak punya rasa malu denganKu. Engkau melupaiKu dan mengingati selain daripadaKu.  Engkau merasa gerun dengan manusia tetapi engkau merasa aman terhadapKu. Engkau  merasa gentar dengan marah manusia tetapi merasa aman dengan kemurkaanKu." 


Begitulah realitinya kebanyakan manusia! Perlulah kita insafi siapa diri kita ....dijadikan dari setitis air mani yang hina, diberi pendengaran, penglihatan dan hati tetapi sangat sedikit dari kita betul-betul bersyukur padaNya!

Semoga peringatan ini berguna buat jiwa yang selalu lalai dan leka, kurang amalan, sedkitnya kesyukuran dan banyaknya dosa.... ......selalulah kita kembali padaNya memohon keampunan dariNya !!

Tuesday, November 22, 2011

Kesibukan yang tidak memberi manfaat (sambungan)......

Bismillahirrahmanirrahim....

Alhamdulillah setinggi kesyukuran dipanjatkan kehadrat Allah SWT kerana dengan keizinanNya, dapat ku luangkan masa mengisi masa santaiku semasa pergi bercuti untuk menulis sedikit peringatan bagi diriku untuk di kongsikan bersama dengan pembaca-pembaca blogku ini, insyaAllah. Ya, sememangnya dua keadaan yang sering dilupai oleh manusia iaitu masa lapang/santai dan masa sihat dimana kita mengisikannya dengan perkara-perkara yang tidak ada hubungannya dengan Allah...kita sibuk dengan perkara-perkara yang kita rancangkan untuk di buat...tapi kita kurang berfikir bagaimanakah menggunakan masa-masa tersebut dengan optimum dengan perkara-perkara yang memberi manfaat kepada kita dari segi dunia dan lebih-lebih lagi akhirat kita! Termasuklah diriku ini....... sememangnya manusia ini lemah, lalai, leka, selalu lupa dan selalu tidak kisah!! Aduhai...bantulah aku ya Allah untuk memperbaiki diriku ini.....!!

Pada entri yang lepas, ku bicarakan tentang perkara kesibukan yang tidak memberi manfaat pada kita.....habisnya masa kita melakukan perkara tersebut, sehingga bertambahnya usia hari demi hari....sehingga sedar tidak sedar...kita sudah pun semakin tua dan berusia! Usia bertambah tapi amal di takuk lama, mungkin amal soleh belum mampu mengatasi amal yang tidak soleh! Inilah yang ditakuti....

Kecintaan pada dunia, panjang angan-angan dan suka menunda ibadah merupakan di antara sebab yang menyebabkan  masa kita hilang dengan sia-sia. Bila hilangnya masa , sebenarnya hilanglah kesempatan bagi kita membuat amal soleh dan hilangnya keberkatan dalam hidup. Tiadanya amal soleh maka tiadanya bekal untuk kita bawa pulang nanti menuju Allah. Bagaimana nanti perasaan kita bila kita pulang kepada Allah dengan tangan kosong, muflis dan miskin sedangkan orang beriman yang telah membuat persiapan membawa bekalan amal yang banyak?

Aduh.....pastinya penyesalan yang tidak terhingga  menyelubungi diri!!

Perkara ketiga yang mencuri masa , menyibukkan kita  disamping yang telah diperkatakan di atas dan dalam entri yang lepas adalah televisyen, computer, internet, vcd , alat-alat elektronik yang lain ....

Sungguh,  sebenarnya dunia mengalami bencana yang besar akibat penyalahgunaan alat-alat di atas kerana ia banyak menghabiskan masa dan melalaikan.  Kebanyakan manusia memiliki alat-alat tersebut termasuk umat Islam juga dengan alasan ia  mempunyai banyak manfaat sebagai media informasi, sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan, sebagai hiburan kepada masyarakat , alat komunikasi , media massa dll.... Sememangnya alat-alat tersebut ada kesan positif dan negatifnya...tetapi yang negatifnya lebih banyak dan lebih terkesan dalam menpengaruhi jiwa jika tidak di awasi penggunaannya......  

Alat media elektronik  seperti iphone, itune, ipad, TV, VCD, computer internet banyak menghabiskan waktu kita menontonnya, melayarinya dimana  paparannya yang begitu menarik dan mengasyikkan, melekakan kita....sehingga berjam-jam kita terpaku didepannya sehingga ketagih dengannya! Benda-benda ini mengambil alih kehidupan sosial kita sehingga kita tidak rasa perlu mempunyai kawan.....kita jadi manusia individualistik yang tidak kisah orang! Inilah masalah yang semakin menjadi-jadi dalam dunia tanpa sempadan sekarang ini..

Hakikat ini diakui walaupun oleh musuh Islam iaitu seorang  Rabbi Yahudi   tentang impak negatif ini dalam surat khabar News Straits Time 22 Nov semalam..... penghasilan ipad, iphone, itune  berbagai i lagi,  sebenarnya  membina budaya masyarakat konsumer yang pentingkan diri sendiri, individualistik dan egosentrik.... Masyarakat berlumba-lumba ingin memilik gadget elektronik yang tercanggih dan terkini.....ada yang sanggup beratur berjam-jam dari awal pagi semasa pelancaran jualan gadget  terkini  hanya kerana ingin memiliki alat tersebut....dan menghabiskan banyak masa  dengannya dan kerananya. Sedangkan masa berharga itu sepatutnya digunakan bersama famili , untuk perkara-perkara yang lebih penting dan membina keyakinan diri! Kesannya akan menyebabkan ketidakbahagiaan dalam masyarakat dalam jangkamasa yang panjang.


Ledakan internet misalnya banyak menghasilkan siaran-siaran berunsur negatif , seperti mengugut, jenayah siber, pornografi dan banyak lagi yang mana sekiranya tidak dikawal akan menimbulkan masalah sosial di kalangan masyarakat. Kajian yang dijalankan oleh David S.Wall (2005) mendapati terdapat hubungan yang signifikan di antara penggunaan internet dengan masalah sosial yang berlaku dewasa ini......

Menyedari akan hal ini,  di manakah pendirian kita? Sebagai seorang Muslim kita tidak sepatutnya terikut-ikut dengan trend begini.... kembalilah kita kepada trend islamik yang menghargai masa, bersifat qanaah dan memanfaatkan sebaik mungkin segala yang ada pada kita, insyaAllah 

 Bukanlah salah memiliki alat tersebut tapi penggunaannya perlu untuk kebaikan dan, tidak melalaikan pemiliknya. Ini sebenarnya memerlukan pengawalan dalaman dan disiplin diri yang tinggi.  Yang perlu kita sedari sejauh mana  dengan memiliki alat-alat elektronik ia dapat meningkatkan hubungan kita dengan Allah, meningkatkan iman kita.....jika tidak ia jadi bencana pada kita! 

Renungilah kata kata ulamak Islam  Syeikh Hasan Ali-AnNadwi yang berkata.....

'Saat kejayaan adalah saat iman, dan saat keruntuhan adalah saat hilangnya iman. Sebagaimana iman menciptakan keajaiban di dalam jiwa, ia juga menulis cerita keajaiban di alam nyata. Gelora dalam jiwa pun menjelma menjadi prestasi-prestasi sejarah.'
S
Jika di dalam hati kita masih ada secebis iman,  rasa wara' dan takut pada Allah, kita tidak akan duduk berjam-jam di depan TV menonton  rancangan yang mempamirkan aurat lelaki dan perempuan, pergaulan bebas   tiada adab Islam, kita tidak akan melayari internet berjam-jam menonton you tube yang lucah dan download gambar pornografi, bermain video game berjam-jam sampai solat pun di saat-sat akhir dan tidak tidur malam, melayari laman sosial sehingga leka sampai tidak sedar masa .........! Semuanya melekakan  dan merugikan kita!

Bagaimana mungkin kita punya rasa wara dan takut pada Allah sedangkan perasaan hati kita sudah beku, hati kita keras dan kita lupa pada sabda Rasulullah saw yang bermaksud....

"  Kelak akan ada di umatku orang,orang yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras dan alat-alat musik." HR Bukhari dan lain-lain...

" Hai Ali, Jagalah pandangan. Jagalah pandangan. Engkau hanya boleh melihat kali pertama dan tidak boleh kali keduanya. (HR Bukhari).

" Dan mata juga berzina dan bentuk zinanya ialah melihat orang yang bukan muhrimnya." (HR Bukhari).

Apabila kita tidak menjaga pandangan mata kita, perasaan iman akan membeku dan otomatik ia berkurang. Diantara mata dan hati ada jalan penghubung, jika pandangan mata tidak di jaga ia akan memberi kesan dihati. Benarlah kata pepatah dari mata turun kehati. Jika mata tidak dijaga pandangannya ia boleh merosakkan jiwa.  Dan jiwa yang rosak tidak layak menjadi tempat makrifatullah, cinta padaNya, bertaubat padaNya, damai dan bahagia dekat kepadaNya. Jiwa akan jadi gelap tiada sinar cahaya di dalamnya.

Sebaliknya menahan pandangan menghasilkan sinar cahaya dihati.  Hati-hati yang disinari cahaya, 'tetamu-tetamu' kebaikan akan datang dari semua arah sehingga dia dapat menghasilkan firasat yang jujur yang boleh membezakan antara kebenaran dan kebatilan. 

Salah seorang soleh berkata, ' Sesiapa yang menggunakan fiziknya untuk mengikuti sunnah, mengisi perasaan hatinya dengan perasaan selalu diawasi Allah, menahan pandangannya dari perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah, menjaga diri dari perkara-perkara yang syubhat dan makan makanan yang halal, maka firasatnya tidak meleset.'

Jadi perlunya kita menjaga diri kita, keluarga, anak-anak kita supaya tidak terjebak dalam dalam perkara yang melalaikan ini dan kesibukan diri yang tidak bermanfaat . Kita perlulah sentiasa di peringatkan akan hal ini dari masa kesemasa sebab fitrahnya manusia ini mudah lupa, lalai dan leka. Apabila kita terbabas, maka perbetulkanlah semula perjalanan hidup ini agar kita mengikuti jalanNya yang lurus yang akan menyampaikan kita pada kebahagiaan hidup yang abadi.

Sempena Tahun Baru Hijrah yang akan datang minggu hadapan, sama-samalah kita memohon kepada Allah SWT supaya memberikan kita selalu taufik dan hidayahNya, memandu kita berada di atas jalanNya, memberikan kita kekuatan untuk mendidik diri kita supa kita dapat berpegang teguh di atasa jalan Allah......  Mudah-mudahan di  tahun baru ini , kita akan terus berusaha menjadikannya lebih baik dari tahun yang lepas, insya Allah. 

Amin Ya, Rabbal Alamin.

Rujukan
Manajmen waktu wanita solehah.

Sunday, November 13, 2011

Kesibukan yang tidak bermanfaat....



Bismillahirrahmanirrahim.....

Dalam satu hadith Rasulullah saw yang bermaksud.....

" Tanda kemurkaan Allah  SWT kepada hambaNya ialah kesibukan hamba tersebut kepada apa yang tidak mendatangkan faedah kepadanya atau pun dalam hidupnya sibuk dengan perkara-perkara yang tidak diredai oleh Allah SWT.  Sekiranya beberapa ketika dari umur sesaorang itu habis kepada perkara-perkara yang tidak berfaedah padanya, maka akan panjanglah sesalannya.  Sesiapa yang melewati umur empat puluh tahun, sedangkan kebaikannya tidak mengatasi kejahatannya, maka seolah-olah dia bersedia atau menenpah untuk masuk ke neraka."   

Dalam hadith ini, Rasulullah menjelaskan akan tanda kemurkaan Allah pada sesaorang adalah dengan membiarkannya tengggelam dalam kesibukan yang tidak bermanfaat bagi dirinya, samada melakukan perkara yang Allah tidak redai atau tenggelam dalam kesibukan dunianya......

Tenggelam dalam kesibukan dunia sehingga sibuk dan tiada masa untuk akhiratnya....jika dia bekerja ia bekerja pagi  dan petang, bersungguh-sungguh  sehingga tiada masa untuk perkara-perkara yang berkaitan dengan akhiratnya...contohnya, solat berjemaah ke masjid, menghadiri kelas pengajian ilmu, berdakwah, membuat kerja-kerja amal islami......perkara ini berlarutanlah sehingga usianya semakin bertambah hari demi hari......sehingga lah ia meningkat tua .........

Jika di usia yang sudah semakin tua....masih meneruskan lagi kerja yang sia-sia, mengejar dunia,  lupa diri dan lupa akhirat akhirat, membuat perkara-perkara yang Allah tidak redhai, dan amal kebaikannya atau amal solehnya tidak mengatasi amal kejahatannya......maka sebenarnya dia berada dalam keadaan yang bahaya.....ia sedang menempah tiket ke neraka!

 Jadi perlunya kita mengambil berat dan memperhatikan amal perbuatan yang kita dilakukan setiap hari ;  jangan sampai terlalai dan terleka dengan kesibukan dunia sampai tidak sempat nak memperhatikan akhirat sehingga mengundang kemurkaan Allah! 

Walaupun kerja yang dibuat bukanlah  suatu perbuatan dosa, mungkin perkara yang harus tetapi sebenarnya tidaklah boleh berlebih-lebihan, apatah lagi jika perkara yang tidak mendatangkan faedah seperti berbual kosong, membuang masa, suka pada hiburan dan santai,  mempunyai hobi yang tidak berfaedah dan melalaikan...... Kelalaian kita  dalam membahagikan masa yang berharga kita sebenarnya boleh mengundang padah; kita terleka dan tidak sempat mengurus masa kita dengan baik!

Justru itu , masa  yang ada perlu uruskan dengan baik dan jangan disia-siakan. Disini dijelaskan diantara perkara yang menyebabkan waktu hilang dengan sia-sia dan kita sibuk dengan perkara yang tidak bermanfaat.... .
  • Cinta Dunia
Beberapa hadith Rasulullah saw untuk kita sama-sama renungkan......
" Sesiapa yang mencintai dunianya, ia merugikan akhiratnya. Dan sesiapa yang mencintai akhiratnya ia merugikan dunianya. Pilihlah yang abadi (akhirat) daripada yang fana (dunia)." HR Ahmad

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, sabda Rasulullah saw, " Kiamat semakin dekat, sedangkan manusia semakin rakus dengan dunia dan semakin jauh dari Allah."

Dalam satu hadith Qudsi, " Allah SWT berfirman," Hai manusia, fokuslah untuk beribadah kepadaKu, tentu Aku memenuhi hatimu dengan kekayaan dan menghilangkan kemiskinanmu. Jika engkau tidak berbuat seperti itu, Aku memenuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan tidak menghilangkan kemiskinanmu."

Imam Hasan Al- Basri mengatakan dunia terbaik adalah milik orang mukmin sebab ia hanya beramal dengan amal soleh dan mengambil bekal di dalamnya menuju kesyurga. Dunia terburuk adalah milik orang kafir dan munafik kerana kedua-duanya mensia-siakan amalan-amalanya dan mengambil bekal darinya menuju keneraka.

Rasulullah saw bersabda dalam satu hadith yang diriwayatkan dari Ibnu Masud....
" Sesiapa yang menjadikan seluruh kesibukan sebagai satu kesibukan iaitu sibuk kepada akhirat, maka Allah melindunginya dari kesibukan dunia dan akhirat . Dan sesiapa kesibukan dunianya banyak, maka Allah azzawa jalla tidak peduli di lembah mana ia meninggal dunia." 

Ramai di antara kita yang terlalu sibuk dengan dunia kita. Kita tidur dan kita bangun sambil memikirkan dunia. Dunia menjadi impian hati kita. Tapi anehnya kita berkata dunia tiada dihati kita! Cubalah kita perhatikan dan renung-renungkan diri kita ini contohnya pakaian kita, hajat kita, kenderaan kita, .......sememangnya kita sangat cintakan dunia! Kita mengambil dunia ini melebihi keperluan diri kita! Jadi sewajarnyalah kita perlu pisahkan dunia dari hati kita supaya kita dapat menuju ke akhirat dengan langkah yang cepat dan deras kerana kita sebenarnya tidak punya banyak masa......setiap hari berlalu kita kekurangan waktu untuk mencari bekal akhirat kita! 
  • Panjang angan-angan dan suka menunda ibadah
Diriwayatkan dari Saidina Ali r.a. yang berkata " Ada dua hal yang paling aku takutkan pada kalian iaitu panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Ketahuilah panjang angan-angan itu menyebabkan orang lupa akhirat dan mengikuti hawa nafsunya dengan  memalingkan kamu dari kebenaran di mana segenap fikiran kamu tertumpu untuk memikirkan dunia dan sarana-sarana kehidupannya....Panjang angan-angan itu mengeraskan hati, mengurangkan ketaatan, meningkatkan kerakusan pada dunia dan memperbesarkan kelalaian.  Adakah bahaya yang lebih besar dari itu? Hati akan menjadi tipis(tidak panjang angan-angan)  dan jernih hanya dengan mengingati kematian dan kejutannya,  kuburnya, pahala dan siksanya dan kejadian-kejadian di hari akhirat."  

Imam Al-Ghazali mengatakan jauhilah panjang angan-angan kerana panjang angan-angan itu akan menghasilkan empat perkara .
  1. Manusia menjadi tidak taat dan malas beribadat. Ia akan berkata, " Aku akan berbuat itu dan ini kerana masih ada masa/hari."
  2. Manusia enggan bertaubat dan suka menundanya. Ia berkata, " Aku bertaubat di kemudian hari sahaja kerana aku masih muda."
  3. Manusia lebih ghairah mengumpul harta dan sibuk dengan dunia dari akhirat. Ia berkata, " Aku takut miskin ketika tua dan tidak dapat bekerja kerana itu aku harus ada tabungan untuk aku gunakan ketika aku sakit, tua atau miskin. Malah mungkin banyak lagi alasan-alasan lain yang mendorong sesaorang itu untuk cinta dan rakus dunia.
  4. Hati mengeras dan lupa akhirat. Jika mengimpikan kehidupan yang panjang, kamu tiada akan ingat kematian dan kuburan.
Imam  Hasan Al-Basri berkata, "Siapa yang lebih cintanya kepada dunia dari akhirat, Allah akan menghukumnya dengan enam hukuman: tiga di dunia dan tiga di akhirat.  Hukuman di dunia adalah panjang angan-angannya yang tiada penghujung, keinginan yang meluap-luap tanpa batas dan kemanisan ibadah dicabut dari hatinya.  Hukuman di akhirat pula dahsyatnya padang mahsyar, sulitnya hisab dan kesedihan berpanjangan."

Imam Hasan juga berkata ," Janganlah kamu suka menunda-nunda ibadah /amal soleh kerana kamu hanya berada di hari ini dan belum tentu hidup di hari esok. Jika kamu hidup di hari esok jadilah kamu seperti hari ini. Jika kamu tidak hidup  sampai di hari esok kamu tidak akan menyesal di atas kelalaian kamu di hari ini."

Sikap suka bertangguh dan menunda amal soleh dengan berkata nanti aku perbuat  atau esoklah aku lakukan merupakan sumber keletihan dan kerosakan serta penyebab ajal datang tanpa amaran. Perlunya kita bersegera berbuat amalan kerana ada sesuatu yang datang kepada kita dengan cepat tanpa amaran. Bersungguh-sungguhlah dalam berbuat amal kebajikan kerana masalahnya adalah sangat berat untuk kita pikul nanti.  Bangunkanlah  diri  dari tidur dan kelalaian kita kerana menundakan kewajipan itu memberikan kesan negatif diantaranya.....
  1. Kita tidak ada mempunyai jaminan bahawa kita pasti hidup sampai hari esok dan dimasa akan datang.
  2. Jika kita hidup sampai hari esok kita tidak akan pernah aman dari segala ujian dan rintangan, sakit yang tiba-tiba,  kesibukan baru ataupun musibah yang melanda.  Justru itu, orang yang berakal dan bertekad kuat perlu segera memanfaatkan semua kesempatan yang ada, mengerjakan kebajikan,  menunaikan kewajipan dan tidak suka menunda ketidakmampuannya.
Apabila suka menangguh-nangguhkan ibadah dan ketaatan pada Allah, ini akan membuatkan jiwa malas dan tidak terbiasa melakukannya. Jika suatu kebiasaan telah mengakar dijiwa , ia akan menjadi satu tabiat yang sukar dilepaskan. Walaupun ia mengakui kewajipan bersegera melakukan ibadah dan ketaatan, oleh kerana kebiasaan diri suka bertangguh-tangguh , ia sukar melaksanakan ketaatan tersebut kerana sifat malasnya dan lengah terhadap amal soleh ini.   

Ibnu Masud r.a mengatakan ada empat perkara yang menyebabkan kegelapan dihati, iaitu perut yang kenyang tanpa peduli dari mana makanan itu berasal, berkawan dengan orang-orang yang zalim, lupa dosa-dosa masa lalu dan panjang angan-angan. Ada empat perkara yang menyinari jiwa iaitu perut yang lapar kerana takut kenyang dari makanan yang haram dan tidak tentu halal haramnya, bersahabat dengan orang-orang soleh, sentiasa ingat akan dosa-dosa lalu  dan pendek angan-angan. 

Jadi sebenarnya dalam kita melayari kehidupan ini.......yang mana setiap hari kita sibuk mengurusi dunia dan kehidupan kita, perlulah kita renungkan sejenak bagaimana kita melakukannya. Adakah kita lebih mengutamakan dunia dari akhirat kita? Sejauhmana kita isi masa-masa dalam dairi hidup kita seharian dengan perkara yang bermanfaat dan amal soleh kita? Bagaimanakah kita membelanjakan harta, wang ringgit , masa dan tenaga  kita di atas jalan Allah? Sama-samalah kita fikir-fikir dan renung-renungkan......

Sumber Rujukan...
Tips Manajmen waktu Wanita Muslimah
Ilham Muhammad Ibrahim

Friday, October 28, 2011

Wasiat Kerohanian oleh Syeikh Abdul Kadir Jailani.



Bismillahirrahmanirrahim...

Dalam satu hadith Rasulullah saw yang bermaksud....
" Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi sesaorang hambaNya, maka Dia akan memberi hambaNya itu kefahaman dalam agama dan memperlihatkan kepadanya cacat cela dirinya. " 

Kefahaman dalam agama merupakan satu jalan atau sarana untuk mencapai jiwa yang bermakrifah pada Allah SWT.  Apabila hati insan mengenali Tuhannya, maka dia akan dapat mengenali segala sesuatu. Bahkan dengan pengenalan makrifah kepada Allah SWT ini, maka sohehlah ibadahnya dan dia dapat membebaskan diri dari perhambaan pada yang selain dari Allah SWT. 

Apabila kita mengutamakan yang lain selain ini, maka tiada kesejahteraan dan kebahagiaan sebenar dalam hidup ini.  Jiwa yang tidak ada makrifah dengan Allah, akan lebih senang mengutamakan nafsu dari agamanya, mengutamakan makhluk dari Khaliq dan mengutamakan dunia dari akhirat! Apabila jiwa terhalang dari Allah, maka tidak akan diperkenankan permintaan  kita kepadaNya. Suatu permintaan padaNya akan di makbulkan setelah kita beramal dengan segala suruhanNya dan menjauhi laranganNya. 

Jadikanlah dunia ini sebagai ladang akhirat untuk kita bercucuk tanam...iaitu tanamilah ladangmu dengan hati dan jasadmu dengan benih iman padaNya. Kemudian siramilah dan jagai dengan baik melalui amal kebaikan. Jika hati itu lembut, lunak, punyai perasaan belas ihsan dan kasih sayang, maka pokok keimanan akan tumbuh subur didalamnya.  Sebaliknya jika hati itu keras, kasar dan kejam, hati itu umpama tanah gersang yang tandus, masakan boleh tumbuh pohon iman didalamnya!

Janganlah terlalu sibukkan diri memburu dunia, kerana orang yang memburu dunia tidak akan memperoleh kejayaan bersama akhirat. Sebaliknya burulah akhirat dan tinggalkan kecintaan pada dunia kerana apabila perkara ini benar-benar dilaksanakan, akan datang kepadamu dunia, akhirat, semua keuntungan dan manusia dimana semuanya akan tunduk padamu.   

Ikutilah fawa ulama yang mengatakan, "  Turutilah kehendak Allah di dalam hak makhlukNya dan janganlah kamu mengikuti kemahuan makhluk dalam hak Allah."

Renungilah hadis Qudsi ini yang bermaksud....
" Apabila kamu taat pada Ku, maka Aku redha.  Jika Aku redha, Aku akan memberkatimu.  Sedangkan berkatKu itu tidak akan pernah habis.  Sebaliknya jika kamu derhaka kepadaKu, maka Aku akan murka.  Jika Aku murka , maka Aku akan mengutukmu, sedangkan kutukanKu itu sampai kepada keturunanmu yang ketujuh."   

Perlunya kita beramal dengan ikhlas dan sibukkan dirimu dengan Allah dan tinggalkan kesibukan yang tidak bermanfaat bagimu. Kawallah hawa nafsu sehingga mampu menundukkannnya, memaksakannya dan menjadikan ia patuh padamu sehingga mampu mengharungi dunia yang tandus, gersang banyak dugaan menuju ke negeri akhirat yang kekal abadi......

Janganlah kamu berharap dan takut pada makhluk Allah kerana ini menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Perlunya istiqamah dalam cita-cita sehingga memperoleh hasilnya yang diiringi dengan kesungguhan dan keikhlasan.  Kesungguhan dalam berusaha mengejar cita-cita sangat perlu kerana sesuatu itu tidak akan datang begitu sahaja tanpa usaha.

Memperbaiki hati itu hanya dapat dilakukan dengan takwa. tawakkal, mengesakanNya dan berlaku ikhlas padaNya dalam setiap amal. Jika kamu mengharapkan agar Allah SWT memandangmu, maka sibukkan diri dengan melakukan ketaatan padaNya, bersabar bersamaNya dan redha dengan semua ketentuanNya.

Nasihatilah dirimu sendiri sebelum menasihati orang lain. Adalah sangat penting kamu melawan kehendak nafsumu dan janganlah berlebih-lebihan dalam menasihati orang lain sedangkan dalam dirimu masih bersemayam sesuatu yang perlu diperbaiki. Maka celakalah sebenarnya jika kita hanya tahu membersihkan diri orang lain sedangkan kita buta dengan keburukan kita.

Rujukan
Wasiat dan Nasihat Kerohanian
Syeikh Abdul Kadir Jailani.

Friday, October 21, 2011

Hati sebagai sasaran utama dan pertama dalam pendidikan Islam


Bismillahirrahmanirrahim..

Titik awal dalam pendidikan Islam adalah masalah iman. Iman inilah yang terlebih dulu tertanam di jiwa para sahabat sebelum didatangi Al-Quran. Masalah iman ini tersangatlah penting kerana hanya orang-orang yang beriman sahaja yang dapat memanfaati Al-Quran. Al-Quran ini tidak akan dapat menyentuh hati kecuali hati kecil orang-orang yang beriman (mukmin).

Hakikat ini dijelaskan dalam Surah Taubah ayat 124-125 yang bermaksud...
'Dan apabila diturunkan satu surah, maka di antara mereka orang munafik itu berkata ,'Siapakah di antara kamu yang bertambahnya iman dengan (turunnya) surah ini? ' Adapun orang yang beriman , maka surah ini akan menambahkan iman mereka , sedang mereka rasa gembira.  Dan adapun orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surah itu bertambahlah kekafiran mereka disamping kekafiran mereka  (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir."


Dari ayat di atas, sekiranya kita ingin Al-Quran menyentuh hati kita dengan cara yang betul, dan mendapat manfaat darinya, jadi sangatlah perlu mengubati dahulu hati tersebut agar ia beriman dengan keimanan yang tulus pada Allah SWT. Seluruh perhatian perlulah dipusatkan pada usaha memperbaiki hati sebagai sasaran utama tarbiyyah; kegagalan berbuat demikian pada langkah awal akan mengakibatkan kegagalan pada strategi  tarbiyyah., kegagalan dalam mewujudkan peribadi Muslim sejati yang konsisten dalam mematuhi segala perintah Allah secara terus menerus!

Disamping itu, sesungguhnya kegagalan dalam memperbaiki hati mengakibatkan timbulnya pelbagai penyakit hati dan bahkan sering menimbulkan sikap berlebihan dalam amal perbuatan dan tindakan. Keadaan sebegini akan menyebabkan munculnya golongan manusia yang fasik, munafik, pendusta dan murtad disebabkan golongan mereka ini tidak mempunyai hati yang sihat.  Mereka ini ditimpa kehancuran duniawi dan ukhrawi kerana tidak berupaya merenungkan Al-Quran dan meresapinya dalam diri disebabkan hatinya yang berpenyakit!

Maka, apa yang penting bagi kita adalah memusatkan seluruh perhatian pada tarbiyyah jiwa sehingga hati tersebut benar-benar jadi sihat. Ini akan memudahkan perjalanan seterusnya menuju Allah disamping dapat menjaga hati dari godaan, tipu daya, bisikan dan fitnah syaitan sama ada syaitan berbentuk jin atau manusia.

Usaha yang bersungguh-sungguh dan serius sangat perlu untuk mendapatkan hati yang sihat. Sejak langkah pertama lagi kita mestilah memulai perhatian kita menghadap dan kembali pada Allah agar mencapai natijah mendapatkan hati yang sihat.

Penjagaan kita pada hati sepatutnya lebih kita titik beratkan dari menjaga perawakan dan penampilan diri kita. Kita korbankan  banyak wang ringgit, masa dan tenaga untuk nampak bergaya, smart dan menarik, pergi spa berjam-jam, pergi facial, pergi shopping memilih pakaian yang branded ....tapi kita tidak punya banyak masa nak menggilap hati kita menjadikan hati kita bercahaya, bersih dan sihat.........

Kita risau bila tubuh badan fizikal luaran kita sakit, kita cepat-cepat cari ubat dengan pergi ke doktor untuk mengetahui apakah masalah diri kita.....namun bila hati kita berpenyakit, tidak sihat....adakah kita cepat-cepat mencari ubatnya? Malah,  seringkali  manusia tidak menyedari hatinya itu tidak sihat dan berpenyakit!!

Apabila kita membicarakan tentang hati bukanlah bererti kita mengabaikan aktiviti berfikir......malah syarat utama untuk perbaiki hati kita perlulah ada ilmu pengetahuan, berfikir , bermakrifat  yang mana ia disertai dengan amal perbuatan dan lain-lain perkara yang difikirkan perlu.

Kita perlu mengetahui cara memperbaiki hati kita supaya hati jadi sihat kembali seperti fitrah asalnya.  Hati yang berpenyakit  atau hati yang keras merupakan hasil godaan syaitan yang telah merasuk dirinya.  Jika kita ingin hati sihat semula kita perlu mengubah hati yang berpenyakit menjadi hati yang sihat dan hati yang keras menjadi hati yang khusyuk.

Dalam kehidupan dunia ini, hati kita seringkali dihujani dengan fitnah jiwa secara terus menerus. Berbagai ujian jiwa kita harungi setiap masa sehingga kadang-kadang kita berjaya menghadapinya dan kadang-kadang kita kecewa. Hati yang bagaimanakah yang dapat menolak fitnah tersebut?

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah perlunya kita membawa hati kita menuju kepada maqam keimanan dan cahaya yang tinggi. Pada tahap permulaan perbaikan hati,  betapa pentingnya zikir padaNya, iktikaf dan dan khalwat (menyendiri) yang dipenuhi dengan kegiatan ibadah seperti solat,  zikir dan menambah ilmu. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika beribadah selama beberapa malam di gua Hira sebelum datang wahyu pada beliau.  Begitu juga yang dilakukan oleh Nabi Musa yang berada di sebuah gunung  selama 40 malam.

Juga pada peringkat awal kedatangan Islam,  Rasulullah saw dan para sahabatnya di wajibkan solat malam selama hampir satu tahun untuk melalui proses  pensucian dan pembentukan hati generasi sahabat yang mulia itu. Perintah ini diturunkan dalam surah Al- Muzammil ayat 1-5 yang bermaksud....
" Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk solat) di malam hari kecuali sedikit (darinya), (iaitu) satu perdua atau kurangilah daripada seperdua itu sedikit atau lebih dari seperdua itu.  Dan bacalah Al- Quran itu dengan perlahan-lahan.  Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu perkataan yang berat."


Proses pendidikan yang memfokuskan pada hati sebegini juga telah dilalui oleh para ahli sufi dan didapati mereka ini merupakan orang yang paling berjaya dalam mendidik manusia yang konsisten dengan perintah Allah SWT. Dan diantara amalan yang dimulakan adalah amalan untuk membersihkan hati   dengan banyak beristighfar pada Allah SWT. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud....
" Barangsiapa yang terbiasa beristighfar, maka Allah akan menjadikan kepadanya dari setiap kesulitan itu kemudahan dan dari setiap kesempitan itu jalan keluarnya, dan memberi rezeki padanya dari jalan yang tidak terduga." (HR Abu Dawud)


Amalan istighfar ini perlu diusahakan sebanyak mungkin sehingga ia menjadi akhlak kebiasaannya sehingga tercapai manafaat dari istighfar ini bagi mendapatkan cahaya hati. Disamping itu juga perlunya banyak berselawat pada Rasulullah saw kerana selawat ini merupakan jalan ter baik untuk memperoleh hati yang bercahaya.  Hadis Rasulullah ada mengatakan......
"Barangsiapa yang berselawat untukku satu kali, maka Allah akan berselawat untuknya sepuluh kali." (HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)

Sekiranya Allah berselawat untuk kita maka Dia akan mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya.

Sama-samalah kita renungi ayat-ayat Al-Quran ini dalam surah Al- Ahzab: 33-43 yang bermaksud.....
"  Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNya ( memohonkan ampunan untuk mu) supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya( yang terang).  Dan Dialah yang Maha Penyayang  kepada orang-orang yang beriman."

Untuk menjaga hati kita supaya sentiasa sihat , maka iman yang ada dalam jiwa perlu sentiasa dijaga dan dan diperbaharui.  Dalam satu Hadis Rasulullah saw yang bermaksud....
" Perbaharuilah iman kamu! Sahabat-sahabat bertanya," Bagaimana kami memperbaharui iman kami?" Rasulullah menjawab, " Perbanyakkanlah mengucap Laa ila ha illallah." (HR Ahmad, Al-Nasa'i dan Al- Hakim)


Juga, perlunya kita membiasakan diri dengan wirid dan zikir yang terus menerus seperti zikir matsurat yang disusun oleh Imam Hasan Al- Banna dimana didalamnya ada susunan zikir yang matsur dari Rasulullah saw, membaca Al- Quran sekurang-kurang satu juzu sehari, membiasakan qiyamulail, solat wajib berjemaah bagi lelaki, solat sunat Rawatib dan solat Dhuha.

Kebiasaan kita melakukan wirid dan zikir yang tersebut di atas sebenarnya kita memberikan ubat dan khasiat makanan kepada hati kita agar ia tetap dalam keadaan penuh keimanan yang kuat. Hati yang sihat sebeginilah hati yang bercahaya, bersih dan yang dapat meresapi kebesaran Allah dalam diri, insyaAllah. Hati sebeginlah yang ada kekuatan untuk melaksanakan tanggungjawab pada Allah dan menolak kemungkaran dari diri.

Namun apabila hati itu dibiarkan, tidak disirami dan dididik dengan ayat-ayat Allah, zikir padaNya , hati kecil  manusia itu akan cenderung pada bisikan syaitan jin  atau manusia dan dia akan menuruti bisikan itu ;  hati sebegini adalah hati yang berpenyakit  dan lama kelamaan ia menjadi semakin kronik yang menyebabkan si pemilik hati tersebut tidak beriman pada Allah dan  hari akhirat . Hakikat ini diperjelaskan dalam Surah Al- An'am ayat 113 yang bermaksud......
' Dan (juga) hati kecil orang -orang yang tidak beriman pada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu (bisikan syaitan jin atau manusia), mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan.' 


Rasulullah sering saw mengingatkan para sahabatnya supaya sentiasa menjaga keseimbangan dalam amal perbuatan , menjaga hati agar  tulus dan ikhlas untuk kembali pada Allah dalam kehidupan. Para sahabat Rasulullah merupakan generasi sahabat yang setelah sekian lama hidup dalam era jahiliyyah yang penuh dengan kesesatan dan penyelewengan; maka apabila mereka menerima kebenaran Islam lantas mereka mengambil Allah dalam kehidupan, menerima kehadiran Allah sebagai pengawal dan penguasa hidup mereka dan mereka sentiasa menempuh jalanNya walaupun berat dan sukar. Inilah sebenarnya bukti keikhlasan dan ketulusan jiwa kembali pada Allah!  


Perlunya kita mencontohi para sahabat ini dalam penyerahan hati untuk kembali pada Allah, Islam dan kebenaran.  Setelah puas berada dalam jahiliyyah yang penuh kesesatan, mereka menyerahkan seluruh jiwa dan raga mereka untuk Allah dan merasai nikmat berada dalam cahaya Islam!  Mereka tidak ingin kembali semula ke alam jahiliyyah setelah mendapat hidayah Allah. Inilah satu-satunya jalan yang dapat mencapai kepada kebahagiaan hidup yang hakiki. Dengan keyakinan inilah mereka tetap berada di atas jalan Allah walaupun terpaksa menghadapi rintangan , kesukaran dan tentangan dari kafir Quraish.


Kita perlu menempuh jalan yang sama, tarbiyyah sama untuk mendapatkan natijah yang sama. Sebenarnya tiada jalan lain yang seharusnya kita ikuti melainkan inilah satu-satunya jalan untuk kita 
lalui. Maka sama-samalah  kita mohon taufik dan hidayah padaNya supaya kita dapat berada di atas jalan yang lurus ini bersama-sama dengan kaum keluarga kita, anak-anak, suami-isteri kita ,sahabat handai kita.......InsyaAllah. 

Rujukan
Pendidikan Spiritual
Syeikh Said Hawwa


Monday, October 03, 2011

Kaedah asas mengekalkan kesihatan jiwa



Bismillahirrahmaanirrahiim....

Beberapa kaedah untuk renungan jiwa yang di petik dari buku yang dapat dijadikan panduan bersama ......

1. Nikmatilah hari-hari dan detik-detik dalam hidupmu. Masa lalu jangan sampai membuatmu selalu bersedih dan masa depan jangan sampai membuatmu risau.  Serahkan segala urusanmu pada Allah SWT.

2.  Janganah membiarkan kemusykilan sebesar apapun membinasakan emosimu dan fikirkanlah dengan tenang dalam mencari jalan penyelesaian. 
  
3.  Janganlah sesekali meragui bahawa kamu adalah seorang yang bahagia. Jangan selalu menanyakan diri adakah kamu bahagia atau tidak.  Kamu pasti bahagia selagi kamu mentaati Allah, menyembahNya, mencari keredhaanNya, menuntut ilmu keranaNya dan melakukan apa sahaja kerana Allah.

4. Bersungguh-sungguh dan bertekunlah dalam menuntut ilmu dan beramal, menikmatinya dan menjadikannya mampu untuk mengisi kekosonganmu.Ketika itu pasti kerisauan dan kegelisahan akan hilang.

5.  Lupakan masalah yang remeh temeh dan tidak bermanfaat. Jangan biarkan diri marah kerananya, lantas ia menakluki diri dan menyukarkan hidup mu.

6.  Janganlah khuatir akan masa depan.  Percayalah dengan takdir Allah dan ketentuanNya. Yakin dengan kebijaksanaan Allah. Relakan apa yang ditakdirkan Allah untukmu. Bersikaplah dengan baik, syukur dan redha dan hadapi segala dugaan dengan sabar dan berserah diri padaNya.

7.  Berfikirlah dengan matang sebelum membuat apa-apa keputusan dan tindakan.  Pertimbangkan segala hakikat yang bakal terjadi sebelum membuat apa-apa keputusan. Setelah itu laksanakan segera apa yang diputuskan sambil memohon pertolongan Allah.  Berserah dan pasrah padaNya..

8.   Jadikan dirimu sentiasa tenang dalam sikap, tutur bicara dan pergerakan.  Bergaullah dengan orang lain dengan ceria, senyum dan bertolak ansur.

9.  Janganlah suka mengkritik orang lain, berdebat, mencari-cari kesalahan orang lain dan membesar-besarkannya.

10.   Janganlah banyak mengeluh dan merintih.  Pandanglah hidup ini secara positif dan optimis.  Beri tumpuan pada perkara-perkara yang positif bukannya negatif.

11,  Jadikan setiap amalan yang dibuat ikhlas kerana Allah. Janganlah menunggu dan mengharapkan ucapan terima kasih dari orang lain. Kebanyakan manusia sememangnya tidak mampu mengakui kebaikan orang lain.  Cukuplah Allah bagimu untuk menerima segala amal kebaikan yang dibuat ikhlas keranaNya kerana Dialah yang memberi ganjaran yang terbaik.

12.   Ingatlah akan segala nikmat Allah padamu dan bersyukurlah serta nikmatilah ia.

13.  Ketepikan egomu ketika berinteraksi dengan orang lain dan perlakukanlah orang lain dengan baik supaya terukir senyuman di bibir mereka.  Kamu akan rasa bahagia bila dapat membahagiakan orang lain.

14. Kritik dan perbaiklah diri sendiri dan janganlah mengabaikan krtikan orang lain yang menyuruh pada kebaikan.

15. Jadilah teladan kepada orang lain dengan mengakui kebaikan mereka, berterimakasih kepada mereka dan memuji orang yang berbuat baik.  Janganlah suka menyakiti hati orang lain.

Mudah-mudahan, insyaAllah dapat kita sama-sama praktikan tips diatas dalam diri kita.......
Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk melaksanakannya...  Amin

Rujukan
Janganlah bersedih, kebahagiaan pasti bersamamu
Madar Al-Wathan

Thursday, September 29, 2011

Apakah tanggungjawab kita yang pertama dan utama sebagai seorang Muslim (1).


Bismillahirrahmaanirrahim.....

Alhamdulillah setinggi-tinggi kesyukuran dipanjatkan kehadrat Allah SWT kerana dengan izinNYa, pada kali ini dapat ku teruskan perkongsian di blog ku ini semata-mata kerana ingin memperingati diriku yang sememanglah sering terlalai dan terleka dek dunia dan nafsu yang mempengaruhi.....Sebagai insan biasa itulah hakikat diri kita ini, ada kalanya iman kita turun dan naik selalu, hati berbolak balik, jadi perlu sentiasa diperingatkan apakah matlamat sebenarnya kehidupan ini, bagaimana kita harus melaluinya dan apakah tanggungjawab yang perlu kita laksanakan.  

Sebenarnya tanggungjawab kita sangat banyak,  melebihi masa yang kita ada, cuma terpulanglah kepada diri sendiri untuk bersedia memikul tanggungjawab tersebut. Dalam banyak-banyak tanggungjawab yang ada,  kita kena mengutamakan apa yang penting dari yang penting kerana kita tidak punya cukup masa untuk melaksanakan kesemua sekali gus.....! 

Sebagai seorang Muslim,  tak kiralah sama ada lelaki atau wanita, perlunya kita memahami kedudukan kita sebagai seorang Muslim, sentiasanya diri kita bermatlamatkan mencari redha Allah SWT dalam hidup ini dan seterusnya iltizam (konsisten) dalam melaksanakan tanggungjawab ini.

Sebagai seorang Muslim,  sewajarnya kita melengkapkan diri  dengan pelbagai persiapan.  Kita perlu memiliki thaqafah (ilmu pengetahuan/ knowledge) yang berguna untuk melalui kehidupan ini. Bak kata pepatah Inggeris yang mengatakan 'Knowledge is power'. Ilmu itu adalah kekuatan atau kekuasaan  di mana dengan ilmu kita boleh menguasai sesuatu dengan jayanya, melalui ilmu kita dapat menguasai alam ini dan memanfaatkannya. Malah ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah saw di Gua Hira juga berkaitan dengan ilmu iaitu Surah Al Alaq ayat 1-5 yang bermaksud,

" Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.  Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya....."     

Sebenarnya,  kita perlu mempersiapkan diri dengan kekuatan ilmu yang berkaitan dengan syarak terutamanya yang menyentuh tentang kewajipan kita sebagai seorang Muslim. Di samping itu perlu juga kita mempunyai kekuatan ilmu berkaitan realiti semasa. Kita juga perlu memperlengkapkan diri dengan akhlaq mulia dan kemahiran-kemahiran tertentu agar kita benar-benar jadi ahli dalam melaksanakan tanggungjawab sama ada untuk diri atau masyarakat.

Antara tanggungjawab utama dan terpenting bagi seorang Muslim  yang perlu di beri perhatian yang serius adalah......

1.  Tanggungjawab pada deen (agama)

a.  Ini merupakan tanggungjawab yang paling penting untuk kita laksanakan terlebih dahulu melebihi yang lain. Tanggung jawab deen ini merupakan satu tuntutan syarak yang wajib kita laksanakan di mana perlunya kita melengkapkan diri agar kita beriman dengan Allah dengan keimanan yang benar-benar yakin. Iman yang mendasari jiwa, yang mengisi perasaan hati, merasa kepuasan diri kerana beriman padaNya. Iman ini memandu roh atau hati, mengatur fikiran dan amalan dengan kebenaran.

Perlunya kita memiliki keyakinan iman ini hingga sampai ke peringkat kita melihat dan merasai dijiwa bahawa setiap sesuatu dalam hidup ini mempunyai hubungan dengan Allah SWT. Hati kita sentiasa rasa dekat pada Allah SWT dan tidak lupa padaNya. Namun,  jika kita seringkali melupakan Allah dalam hidup ini, bermakna tahap keyakinan pada Allah masih belum mantap dan jelas, kita masih belum lagi melalui proses tarbiyah yang betul yang melahirkan keyakinan ini.

Apabila keyakinan kita pada Allah  longgar, ia tidak akan mampu berfungsi dalam kehidupan kita sebagaimana yang sepatutnya. Keimanan dan keyakinan yang tidak melalui proses tarbiyyah belum teruji dan tidak mampu melahirkan tindakan yang sewajarnya. Disaat suasana tenang, mungkin tiada masalah, tapi dalam suasana kritikal dan dilemma disitulah kita terpaksa membuat pilihan. Dan apa yang kita pilih sebenarnya sesuai dengan apa yang sudah ada di dalam hati.

Jika hati dipenuhi dengan iman dan keyakinan, maka pilihan kita sudah tentu menurut apa yang kita yakini. Namun jika jiwa yang kosong atau longgar dengan iman , pilihan yang dibuat akan berdasarkan nafsu dan kehendak diri bukannya kehendak iman! Maka sewajarnyalah diri perlu di proses lagi, di mantapkan keyakinan sehingga dalam suasana krtikal dan teruji, hati masih boleh berhubung dengan iman dan keyakinan pada Allah SWT.

Satu contoh sirah para sahabat bagaimana iman yang berada dijiwa dapat melahirkan tindakan yang ada hubungannya dengan Allah SWT walau pun dalam suasana yang begitu kritikal..........

' Dalam satu peperangan yang gawat yang berlaku di zaman Rasulullah saw dengan orang kafir, Saidina Ali pada suatu ketika dapat menumpaskan seorang musuh dan bersiap sedia untuk memancung dengan pedangnya. Disaat itu, musuh Allah itu meludah ke muka Saidina Ali.........Saidina Ali terkejut dan terhenti , tidak jadi memancung musuh tersebut sehingga musuh itu kehairanan lantas bertanya.....kenapakah tidak jadi memancung dan membunuhnya? Jawab Saidina Ali, " Aku takut aku membunuhmu kerana marah sebab kau meludahku bukannya aku membunuh mu kerana Allah" !


Begitu sekali! Jika kita berada ditempat Saidina Ali,  sudah tentu  dengan amarah kita , akan bertambah kuatnya hayunan pedang kita lagi untuk terus membunuh musuh Allah itu! Tapi Saidina Ali yang begitu sensitif gerak rasa hatinya....tidak rela melakukan sesuatu bukan kerana Allah! MasyaAllah........ begitu halusnya dan mantapnya didikan Rasulullah saw pada para sahabat sehingga sampai ketahap ini mereka masih boleh mampu mengawal diri dan berhubung dengan Allah!

Kita semak dan muhasabahlah diri kita......banyaknya tindakan kita dalam hidup ini yang tidak berhubung dengan Allah! Kita selalu hilang sabar, marah,  kecewa, sedih.... dan tindakan yang di ambil berdasarkan rasa hati ini, rasa hati yang tidak diproses untuk berhubung dengan Allah! Sebenarnya apabila hati tidak berhubung dengan Allah, maka ia akan berhubung dengan nafsu, berhubung dengan jahiliyyah, berhubung dengan bisikan syaitan! Kesannya tiada ketenangan dirasai dihati, sentiasa resah gelisah dan fikiran berkecamuk!

Jadi sebenarnya peranan iman cukup penting untuk melahirkan rasahati dan tindakan yang betul. Proses tarbiyyah membina iman dan keyakinan ini perlu kita jalani, kita teruskan dengan istiqamah walaupun lambat , tiada nokhtahnya sehinggalah kita kembali pada Allah SWT.  Sebenarnya inilah kerja kita yang aula walau di mana sahaja kita berada dan dalam apa jua suasana.

b.  Tanggungjawab deen yang kedua adalah disamping mempunyai iman dan keyakinan pada Allah SWT adalah iman dan  keyakinan pada hari akhirat. Itulah yang sebenarnya  matlamat akhir kehidupan kita. Hati kita mestilah betul-betul di bentuk, dididik dan diproses sehingga ia dipenuhi iman pada kehidupan akhirat yang sebenarnya. Dengan keyakinan yang mantap ini mendapat jaminan kebahagiaan di akhirat sana apabila kita kembali pada Allah SWT nanti.  

 Masyarakat hari ini sibuk memberi perhatian kepada kehidupan dunia,  bukannya sibuk memberi perhatian pada kehidupan akhirat.  Lihat sahajalah apa yang berlaku disekeliling kita.....banyaknya pesta itu dan ini, karnival itu dan ini...sehingga menenggelamkan manusia dalam keasyikan dunia! Kurangnya peringatan tentang kehidupan akhirat dkempenkan dalam media massa. Apa yang sering menjadi perhatian dan topik perbincangan....semuanya berkaitan dengan dunia, dunia dan dunia! Bukanlah kita hendak membuang dunia kerana dunia ini adalah ladang akhirat kita...... tapi perlunya kita diingatkan selalu akan kehidupan akhirat ini supaya kita tidak tenggelam dan dibawa arus dunia yang melekakan!

Apabila semata-mata dunia di fokuskan dalam hidup ini........ manusia tiada akan lagi memilik hati nurani yang bersih yang membolehkan dia melihat dan menyaksikan kehidupan akhirat yang terbentang luas dan  abadi selamanya. Dalam hati manusia ini sebenarnya tidak boleh ada dua kecintaan....kena pilih  salah satu
...sama ada cinta dunia atau cinta akhirat! Bila kita cinta dunia maka akan hilanglah akhirat; tetapi bila kita cinta akhirat kita dapat kedua-duanya sekali dunia dan akhirat!

Lemahnya keyakinan terhadap kehidupan akhirat inilah yang menyebabkan berlakunya banyak penyelewengan dalam kehidupan umat Islam hari ini. Walaupun kita mendakwa yakin dengan hari akhirat dan menghafal rukun beriman pada hari akhirat, namun dari segi kehidupan jelas tidak membuktikan keyakinan ini.

 Kita selalu menilai sesuatu  berdasarkan pandangan materialistik. Kita membuat pilihan berdasarkan pilihan materialistik. Kita remehkan penilaian berdasarkan pandangan akhirat kerana ia kurang popular dalam masyarakat. Kita tidak rasa izzah (tinggi) dengan nilai akhirat yang nak di utarakan. Kita akur pada plihan majoriti yang tiada hubungannya dengan akhirat. 

Bagaimanakah kita hendak membina keyakinan kepada hari akhirat ini, seolah-olah kita menyaksikan siksaan  dan nikmat Allah di hadapan mata kita? Bagaimanakah kita nak merasainya di dalam jiwa kita sehingga menimbulkan rasa takut padaNya?

Didalam Al-Quran, sebenarnya terdapat banyak ayat-ayat yang memperkatakan tentang azab dan siksaan   yang di sediakan untuk orang yang ingkar  serta nikmat Allah SWT untuk orang yang taat dan beriman padaNya.  Surah-surah Makkiyah (diantaranya terdapat pada juzuk 29-30) banyak menerangkan tentang hari akhirat ini seperti surah Al-Waqiah, Al-Zalzalah, At-Takwir...dan banyak lagi. Surah-surah begini jika dihayati dapat membina keyakinan hati akan hari akhirat, nikmat dan siksaan yang disediakan pada hari itu.

Sahabat-sahabat generasi awal telah dididik oleh Rasulullah saw dengan ayat-ayat ini, apabila mereka membaca dan melafazkan ayat-ayat ini, lantas mereka terus nampak dan yakin pada hari akhirat. Apabila ayat Al-Quran diturunkan, mereka terus melaksanakan tuntutan beriman pada hari akhirat di dalam kehidupan  didunia. Rasa hati mereka ini cukup sensitif dan responsif dengan segala tuntutan dan saranan Allah.

Jadi beginilah sepatutnya rasa hati kita bila kita membaca ayat-ayat Al-Quran! Barulah apa yang kita baca meresap dan membekas dijiwa. Al- Quran ini bukan setakat untuk dibaca dan dihafal sebanyak mungkin, tetapi perlu kita fahami maksudnya, merasai dijiwa tuntutanNya dan melaksanakan arahan dan menjauhi laranganNya.

Untuk mendapat jiwa yang sensitif dan responsif dengan ayat-ayat Al-Quran,  hati dan perasaan kita sendiri perlu melalui proses tarbiyyah yang betul supaya benar-benar menerima hakikat beriman kepada hari akhirat. Untuk mengubah hati kita, kita sendiri mestilah menjalani proses ini bukannya mengharapkan orang lain mentarbiyah diri kita,. Orang lain hanya boleh membantu tetapi kitalah yang perlu berusaha mentarbiyyah diri sendiri.  Sama-samalah kita renungi kata-kata dan ayat al-Quran   ini....

' Tarbiyyah itu di tangan kamu dan ditangan kamu sahaja."
' Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib satu kaum sehinggalah mereka  mengubah apa yang ada dalam  diri mereka sendiri."  (Surah Ar-Rad:11)

Realitinya dalam masyarakat Islam sekarang, keyakinan pada hari akhirat yang mendasari jiwa begitu asing sekali. Meskipun ayat-ayat Allah SWT di baca dan dilafazkan, namun ia tidak masuk kedalam jiwa, tidak terlintas dalam fikiran untuk dibawa dalam kehidupan dan tidak memberi kesan dihati nurani!  Al-Quran cuma jadi perhiasan di dinding dan dihafal sebagai ubat penawar penyakit dalam rawatan alternatif, untuk menghalau jin dan syaitan dsbnya....... Satu kerugian yang besar bila ayat-ayat Allah dibacakan, kita tidak mengambil pelajaran darinya!

c.  Tanggungjawab deen yang ketiga adalah perlunya kita meneliti akan segala perintah dan larangan Allah SWT dan seterusnya melaksanakan apa yang disuruh dan menjauhi apa yang dilarangNya. Dekati Al-Quran, hadith-hadith Rasul, buku-buku ulamak yang muktabar untuk mengetahui akan segala tuntutan wajib syarak.  Jangan biarkan diri kita berada dalam keadaan jahil tentang agama kita sendiri. Membiarkan diri dalam kejahilan merupakan satu dosa; kerana dengan kejahilan ini boleh mencampakkan diri sendiri dalam kebinasaan dan kemurkaan Allah!

Bertanyalah kepada mereka yang berilmu jika ada kemusykilan tentang hukum syarak. Korbankan sebahagian dari wang ringgit kita untuk membeli buku-buku agama yang banyak di pasaran untuk menambahkan ilmu di dada. Luangkan masa,tenaga dan wang ringgit kita untuk menghadiri ceramah-ceramah ilmu samada di surau, masjid atau di institusi pengajian.

Ingatlah segala pengorbanan yang kita curahkan dijalan Allah untuk memperbaiki diri merupakan jihad dijalanNya. Dan ingatlah segala usaha yang kita lakukan ini merupakan  muqaddimah untuk mendapatkan hidayah Allah yang sebenarnya cukup mahal dan berharga! Mudah-mudahan dengan ini, insyaAllah , Allah akan meningkatkan rasa hati kita untuk terus mencari hidayahNya dan melaksanakan tuntutanNya!

Apabila penelitian yang sungguh-sungguh dilakukan pada segala suruhan dan tegahan Allah SWT ini, ia akan melahirkan kefahaman dan kesedaran yang betul pada jiwa masyarakat Islam. Dengan kefahaman dan kesedaran yang betul inilah yang akan mengelakkan masyarakat Islam dari mencampur adukkan nilai Islam dan nilai Jahiliyyah dalam pelbagai aktiviti kehidupan. Ia juga akan dapat mengatasi masaalah Islam yang diterima secara adat dan warisan sahaja.

Sepatutnya Islam ini bukannya diterima sebagai warisan dari satu generasi ke satu generasi sahaja, ia sewajarnya diterima melalui kefahaman, kesedaran dan keyakinan yang betul.  Islam yang diterima oleh masyarakat mestilah sepertimana yang diterima dari Rasulullah saw dan para sahabatnya dari sumbernya yang soheh iaitu Al-Quran, sunnah dan sirah Rasul serta ulamak muktabar yang jelas kefahaman mereka terhadap Islam.

Kesimpulannya, tanggungjawab pertama dan utama terhadap deen Allah ini mestilah dilaksanakan dalam diri,  keluarga dan masyarakat. Tanggungjawab inilah yang Allah akan persoalkan kepada setiap diri individu Islam setakat manakah kita telah melaksanakannya dalam hidup ini. Ini satu tuntutan wajib yang kita tidak boleh pandang ringan!

Jadi mulailah dari sekarang.....janganlah kita berlengah lagi, masa tidak menunggu kita, setiap hari ia akan berlalu pergi, umur kita semakin bertambah dan hayat kita semakin singkat!! Mohonlah kekuatan dan pertolongan dan taufik dari Allah supaya kita dapat melaksanakan tangungjawab ini. Amin

(Bersambung)
Tanggungjawab kedua Muslim....

Rujukan
Sumber Tarbawi
Tafsir fizilal Quran.

Sunday, September 11, 2011

Sakaratul maut...adakah kita bersedia menghadapinya?

Bismillahirrahmanirrahim......

Alhamdulillah setinggi-tinggi kesyukuran dipanjatkan kehadrat Allah SWT kerana masih diberiNya kesempatan lagi untuk menghirup udara dunia ini.....setiap hari sebenarnya adalah bonus dalam kehidupan yang singkat ini. Saban hari ku terdengar dan melihat di dada akhbar dan TV berita-berita kematian.....di musim raya ini kematian disebabkan kemalangan paling kerap ku dengari. Setiap kali berita ini  akan menggusarkan diriku.....aduh... mereka-mereka ini  dah sampai masa menghadap  Tuhan, samada bersedia atau tidak, ajal mereka sudah sampai yang mana tidak akan ditunda sesaat ke hadapan atau kebelakang! 

Namun setakat menggusarkan hati tidak mencukupi jika tidak disusuli amalan yang sepatutnya dilakukan sebagai persediaan untuk mati.  Kekadang ku rasakan kesibukan kita dengan dunia... sering melalaikan diri
ini. Apakah persediaan lain lebih besar dari persediaan untuk mati? Memang semua kita akan mengakui hakikat ini.....buatlah sebanyaknya persediaan untuk hari terakhir kita!!

Dibulan puasa yang lepas ku telah menyaksikan ibu mertua ku menghadapi saat-saat kematiannya.....masih lagi terbayang jelas di mataku, begitulah keadaannya sesaorang yang sedang menghadapi sakaratul maut.....! Diketika itu bergelut dalam ujian dan dugaan syaitan yang menyesatkan.....hanya  amalan kita dan pertolongan dari Allah SWT yang Maha Mengasihani yang dapat membantu kita melepasi ujian tersebut dan mengakhiri hidup ini dalam husnul khatimah (kesudahan yang baik) . 

Sakaratul maut adalah satu pertarungan yang dahsyat. Setiap orang pasti akan melaluinya kerana Allah telah menetapkan kematian bagi setiap yang bernyawa.  Firman Allah dalam surah Ar-Rahman ayat 26-27 yang bermaksud....
"Semua yang dibumi akan binasa, dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." 

Perumpamaan kematian itu seperti yang diberitahu oleh Kaab kepada Umar Al- Khattab....
Ia bagaikan seorang lelaki yang dipukul dengan pokok bidara (yang dipenuhi duri yang tajam). Setiap duri itu masuk dan menusuk setiap urat saraf. Apabila pokok itu ditarik dengan kuat, setiap duri yang melekat pada urat saraf itu akan ikut tercabut bersamanya.
MasyaAllah sakitnya tidak terkata.....suara  tenggelam, tidak boleh terkeluar untuk menjerit kerana terlalu sakit!

Seorang sahabat Rasulullah saw iaitu Abu Darda ra. menjelang kematiannya berkata....
Adakah orang yang sanggup melawan pertarungan yang dahsyat ini?
Adakah orang yang mampu melawan kematian ini?
Adakah orang yang kuasa menghadapi huru hara ini? 

Justru itu Allah SWT sentiasa mengingatkan kita tentang kematian di dalam Al-Quran. FirmanNya dalam surah Al-Baqarah ayat 281 yang bermaksud....
"Dan peliharalah diri kamu dari (azab yang terjadi) pada hari yang waktu itu kamu dikembalikan kepada  Allah ( kematian). Kemudian masing-masing akan diberi balasan yang sempurna terhadap apa-apa yang telah dikerjakan sedangkan mereka sedikit pun tidak dianiaya."

Namun demikian, walaupun Allah SWT telah memberikan peringatan demi peringatan akan musibah besar ini, sungguh ramai umat manusia yang lalai, leka dan terbuai dengan kenikmatan duniawi! Walaupun saban hari mendengar malah mungkin ada yang menyaksikan kematian di depan mata, namun jiwanya masih belum terkesan dengan hakikat mati ini. Hanya setelah berlakunya kematian pada diri yang akan menyedarkannya kelak. Pada ketika itu nasi sudah menjadi bubur! Tidak mungkin kembali semula kedunia untuk menebus kembali segala yang dilalai dan dilekakan!   

Firman Allah dalam surah Qaf ayat 22 yang bermaksud....
" Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu , maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam." 

Disaat kematian kita, segalanya akan tersingkap.....amalan-amalan kita sama ada baik atau jahat, semuanya akan dipaparkan dihadapan mata kita......, malah kita juga akan mengetahui kemanakah kita akan dicampakkan sama ada kesyurga atau neraka!

Kita lihat para sahabat Rasulullah saw telah bertahun-tahun mempersiapkan diri menghadapi kematian dan sakaratul maut. Mereka  benar-benar merasai tentang hakikat ini dalam jiwa sehingga mereka sedikit pun tidak lalai dan leka dalam hidup ini mencari bekalan amal soleh dan sentiasa menunaikan hak dan tanggung jawab pada Allah SWT. Seluruh hidup ini adalah persiapan untuk menghadapi kematian.

Menjelang kematian mereka, sahabat-sahabat Rasulullah saw begitu takut dan menangis untuk menghadapinya, contohnya seperti  Panglima perang tentera Muslimin di zaman Rasulullah iaitu ' Amr bin Al- 'Ash yang menangis tanpa hentinya menjelang kematian beliau.  Jadi, bilakah lagi manusia akan menangis jika tidak menangis pada ketika itu? Bilakah lagi dia bersiap sedia menghadapi kematian ini? Bilakah lagi dia akan menyesal jika tidak  menyesal pada saat-saat menggerunkan ini?

Apabila puteranya Abdullah cuba menghiburkan dengan menyatakan segala apa yang telah diperbuatnya adalah untuk Islam, dia tetap menangis dan mengenang fasa-fasa kehidupan yang dilaluinya. Dia merasai ada ketikanya dunia sempat mempermainkan dirinya sehingga dia merasakan sekarang dia tidak tahu sama ada dia akan di dimasukkan kesyurga atau dicampakkan keneraka.  Walaubagaimanapun, dirinya masih utuh dan tetap berpegang pada kalimah yang sangat diperlukan ketika berhadapan dengan Allah iaitu kalimah Laa illa ha illallah, Muhammadur rasulullah. Kemudian Amr menggengam erat tangannya seolah-olah dia memegang erat kalimah itu. 

Setelah dia mengucapkan dua kalimah syahadah itu, Amr pun meninggal dunia. Meskipun setelah dimandikan dan dikafankan, dan kaum muslimin cuba melepaskan genggaman tangan Amr berulang kali, namun tidak berjaya tetap kembali pada asalnya sehinggalah mereka menguburkannya dalam keadaan tangan tergenggam erat. 

Muaz bin Jabal pula menjelang kematiannya di pagi waktu sahur pula menanti-nantikan terbitnya waktu fajar lantas berdoa pada Allah agar melindunginya dari pagi yang mungkin akan membawanya keneraka. Dia mengatakan dalam hidup ini dia hanyalah mencintai kehidupan dunia ini kerana  3 perkara iaitu untuk berpuasa disiang hari, berqiyamulail dimalam hari dan untuk berkumpul dengan ulama di majlis-majlis zikir.

Itulah hakikat kehidupan didunia sebenar sebagaimana yang di fahami oleh para sahabat. Hidup ini bukanlah untuk makan-makan, bermain, mengikuti hawa nafsu syahwat, menikmati hiburan-hiburan yang menggoda, melakukan perbuatan-perbuatan keji, menyanyi dengan lagu-lagu lucah, membaca majalah-majalah lucah, duduk lepak membuang masa, mengumpat keji keaiban orang.....kehidupan sebegini adalah satu kehidupan yang kosong, hampa tidak bermakna, angan-angan kosong , tidak memberi manfaat sedikit pun malah mendatangkan kesengsaraan dan penyesalan yang luar biasa kepada sesiapa yang melakukannya!

Sama-samalah kita renungi kata-kata Saidina Ali ra. yang menyentuh kalbu kerana ia keluar dari hati yang suci dan ikhlas kerana Allah SWT.
"  Dunia pasti ditinggalkan pergi sedangkan akhirat sudah siap menanti.  Oleh itu jadilah kamu sebagai anak-anak akhirat, dan janganlah kamu menjadi anak-anak dunia. Hari ini adalah hari beramal tanpa hisab sedangkan esok (hari akhirat) adalah hari hisab bukannya hari beramal." 

Jadi sesungguhnya, yang dituntut dari kita sekelian orang Islam sebelum menghadapi sakaratul maut ada beberapa perkara....iaitu

1. Hendaklah sentiasa mengingati kematian sepanjang pagi dan petang. 
Disinilah letaknya kesalahan kita dimana kita melupakan hari yang menggerunkan tersebut, tidak mahu ambil tahu akan kejadian-kejadian luar biasa yang bakal terjadi pada saat itu dan hari-hari selepas kematian kita. Kelupaan kita pada kematian menyebabkan kita terjatuh ke dalam perbuatan maksiat, menuruti hawa nafsu, tidak ambil berat akan perbuatan syubhat malah suka melakukan perlanggaran akan hukum-hukum Allah sehingga Allah murka kepada kita! Nauzubillahiminzaalik..

Di antara cara yang paling bermanfaat mengingati kematian adalah dengan selalu menziarahi kubur, memberi salam pada penghuninya dan mendoakan mereka sambil mengingatkan diri kita bagaimana mereka ketika dijemput oleh pemutus segala kenikmatan iaitu kematian. Ada yang mati ketika memandu kereta mewah, ada yang mati kemalangan, ada yang mati dibunuh, ada yang mati ketika sedang bermaksiat pada Allah.......

Disamping itu memperingati kematian melalui pergaulan dengan orang-orang yang soleh,  menziarahi mereka, menimba ilmu dari mereka dengan menghadiri majlis-majlis pengajian, ceramah-ceramah agama mendengarkan nasihat , memohonkan doa dari mereka dan mencintai mereka.  

2. Memahami dan sentiasa bersama Al-Quran, menghafal apa yang termampu dari Al-quran dan mengamalkannya. 
 Orang soleh berkata," Dahulu aku sering membaca buku-buku nasihat dan penawar hati, namun setelah aku bandingkan dengan Al-Quran, ia tidak sehebat Al-Quran." 

Jika Al-Quran itu meresap dalam hati yang suci bersih, pasti ia mempunyai kesan yang luar biasa.  Oleh kerana itu Rasulullah berpesan  dalam  hadithnya...
" Bacalah Al-Quran, ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada para pembacanya.." (Riwayat Muslim)

" Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." (Al-Bukhari)

3. Pendek angan-angan 
Pendek angan-angan terhadap dunia yang bersifat sementara, penuh tipu daya, sering melekakan manusia dari matlamat kehidupan dunia yang sebenarnya.

 Dari Ibnu Umar ra berkata Rasululllah saw telah menarik kedua bahuku seraya berkata, " Jadilah kamu di alam dunia ini seperti orang asing atau bagaikan orang yang sedang bermusafir."

Ibnu Umar sering berkata...." Apa yang patut kamu lakukan diwaktu pagi jangan tunggu diwaktu petang. Dan apa yang patut kamu lakukan diwaktu petang jangan tunggu diwaktu pagi.  Gunakanlah kesihatanmu dengan baik sebelum kamu sakit. Dan pergunakanlah dengan baik 
kehidupanmu sebelum datang kematian."   

Di samping itu ,kita juga dituntut agar segera bertaubat pada Allah SWT kerana orang yang bersiap sedia menghadapi kematian adalah mereka yng sentiasa segera bertaubat dan sering memperbaharuinya pagi dan petang.  Kita disuruh sentiasa berdoa agar mati dalam keadaan baik.  Dalam hidup ini kita perlu sentiasa bersungguh-sungguh melakukan amal soleh jangan suka bertangguh-tangguh, kerana bila kematian datang ia tidak boleh ditangguh-tangguhkan lagi!

Jadi sama-samalah kita bersiap sedia dari awal lagi, jangan amalkan budaya last minute atau budaya better late than never! Kita tidak boleh menjagakan apakah kesudahan nasib kita nanti..... sedangkan orang-orang soleh , para sahabat Rasulullah begitu gusar dan takut menghadapinya....sepatutnya kita yang kurang amal dan banyak dosa ini lebih-lebih lagi ketakutan dan kegusaran menghadapi mati.

 Semoga Allah menetapkan hati kita semua dengan kalimah tauhid didunia dan diakhirat nanti, insyaAllah!   




Hakikat hidup ini...

Siapa yang gemar membantu orang, Maka hidupnya senantiasa dipermudahkan. Siapa yang memiliki sikap belas ihsan, Maka akan disayang sesa...